Inovator Tulungagung Ciptakan Alat Sterilisasi Manfaatkan Sinar UV


HiBerita.com , Tulungagung - Era new normal menginspirasi kelompok inovator Tulungagung untuk menciptakan alat sterilisasi untuk barang bawaan dengan memanfaatkan sinar ultraviolet dan panas.

Alat yang diberi nama Heater Box COVID-19 tersebut berbentuk mirip konveyor sinar x yang biasa digunakan untuk pemeriksaan barang bawaan penumpang di bandara maupun pelabuhan. Bedanya konveyor yang diciptakan oleh inovator dari Pusyantek Kedung Jaya Tekno Tulungagung dimanfaatkan sebagai alat sterilisasi.


"Idenya ini dari new normal, kami melihat di masyarakat masih belum ada alat yang bisa digunakan untuk memudahkan masyarakat untuk sterilisasi barang bawaan. Selama ini yang ada masih sebatas cuci tangan dan penyemprotan disinfektan," kata Sekretaris Pusyantek Kedung Tekno Jaya Tulungagung, Mashuri, Sabtu (15/8/2020).



Dari situlah, mereka mencari berbagai literasi dari berbagai sumber, terkait hal yang dimungkinkan bisa digunakan untuk menghambat penyebaran COVID-19. Mulai dari manfaat sinar ultraviolet, manfaat panas hingga alkohol. Para inovator tersebut akhirnya menggabungkan beberapa metode itu menjadi sebuah boks konveyor.


"Sistem kerjanya ini otomatis, sebelumnya tas atau barang bawaan disemprot disinfektan, kemudian dimasukkan ke dalam boks dan akan berjalan melalui konveyor. Di dalam boks ini kami lengkapi dengan sinar UV, kemudian ada ruangan berauhu 80 derajat Celcius," ujarnya.


Perjalanan barang bawaan selama 20 detik di dalam konveyor itu dihadapkan akan membunuh kuman atau virus. Sehingga setelah barang keluar konveyor menjadi lebih aman dari paparan virus.


Pihaknya berharap temuan prototipe kotak disinfeksi tersebut nantinya dapat dikembangkan lebih luas dan diproduksi massal untuk mendukung penerapan new normal. Meski demikian Mashuri mengakui masih ada kendala terkait tahap uji klinis dari perangkat ciptaannya.


"Karena ini menyangkut kesehatan, tentunya dibutuhkan uji klinis. Kalau memang nantinya dari Kementerian Kesehatan bisa melakukan uji klinis kami sangat siap," ujarnya.



Mashuri menambahkan, alat disinfeksi tersebut dinilai cocok dimanfaatkan untuk menunjang adaptasi kehidupan baru di sekolah, perkantoran, terminal hingga kegiatan hajatan masyarakat.


"Jadi ini adalah pelengkapnya, jika sebelumnya sudah cuci tangan dan pakai masker, nah alat kami ini untuk menyempurnakan sterilisasi terhadap barang bawaan," imbuhnya.


Dijelaskan untuk riset dan membuat prototipe ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Namun untuk pengembangan dan produksi ulang bisa dilakukan lebih cepat, dengan waktu dua hari. "Untuk besar kecilnya alat bisa disesuaikan, sesuai keinginan pemesan," imbuhnya.

Leave a Comment