Benarkah Muda dan Sehat Bisa Terhindar Dari Covid-19?


HiBerita.com , Sebagian penderita COVID-19 yang akhirnya sakit parah adalah mereka yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit. Namun ternyata mereka yang muda, sehat, dan tidak memiliki riwayat penyakit juga positif COVID-19.


Beberapa contohnya terjadi pada artis tanah air di antaranya Detri Warmanto dan Andrea Dian yang dinyatakan positif COVID-19. Keduanya berada dalam usia muda, keadaan sehat. Bahkan Andrea Dean dikenal dengan rajin berolahraga untuk menjaga kesehatannya.


Pertanyaan kemudian muncul, mengapa COVID-19 bisa menyerang bahkan pada kelompok muda sekalipun? Adakah yang aman dari COVID-19?


Gen Dapat Berperan dalam Perkembangan COVID-19

Dilansir oleh Sciencemag, Alessandra Renieri pakar genetik di University of Siena Itali mengatakan bahwa perbedaan gen adalah salah satu faktor penting yang menentukan tingkat rentannya seseorang terhadap pneumonia akut (seperti yang disebabkan Coronavirus). Hal yang sama juga diungkapkan Dr. Jean-Laurent Casanova di Rockefeller University bahwa memiliki gen tertentu dapat membuat seseorang memiliki kecenderungan rentan terhadap penyakit yang berbahaya, termasuk COVID-19.


Gen yang diketahui memiliki hubungan yang erat dengan COVID-19 adalah gen yang menghasilkan reseptor ACE2. Reseptor ACE2 adalah suatu protein di dalam tubuh yang dapat memberi akses kepada Coronavirus untuk menghancurkan sel-sel tubuh.


Selain itu, gen juga memengaruhi respon kekebalan tubuh (imun) seseorang. Coronavirus tidak hanya menyerang jaringan di paru-paru namun juga sistem imun. Akiko Iwasaki, pakar imunobiologis dari Yale University menjelaskan hal ini. Menurutnya, saat menghadapi Coronavirus, pada kasus tertentu sistem imun tubuh merespon dengan cara yang bukannya menguntungkan tapi malah merugikan, yakni dengan memproduksi banyak sitokin atau yang disebut sebagai badan sitokin. Sitokin adalah protein kecil yang memberi sinyal pada imun. Badai sitokin inilah yang menyebabkan infeksi semakin menjadi-jadi.


Namun, karena Coronavirus adalah virus yang masih sangat baru dan belum banyak yang diketahui tentang virus ini, penelitian masih terus dilakukan. Dr. Casanova dan kawan-kawannya saat ini sedang mengumpulkan data pasien COVID-19 yang berada di bawah usia 50 tahun untuk melihat pengaruh gen terhadap perkembangan penyakitnya. Namun ia mengatakan bahwa hasilnya tidak bisa keluar dalam kurun waktu yang singkat. “Mungkin bisa 3 minggu, 3 bulan, 3 tahun, atau bahkan 30 tahun. Saya tidak tahu,” ujarnya sebagaimana yang dikutip oleh Vox.


Golongan Muda dan Sehat Tetap Perlu Waspada

“Meskipun risiko kesehatan pada orang yang lanjut usia lebih tinggi, namun mereka yang muda dan sehat juga dapat terkena COVID-19 dengan tingkat perawatan yang serius,” lansir Harvard Health Publishing.


Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada akhir Maret kemarin, diketahui pasien 40% pasien COVID-19 berada pada kisaran usia 20-54 tahun. Lebih lanjutnya, data tersebut juga melaporkan bahwa dari 20% pasien COVID-19 yang masuk Intensive Care Unit (ICU), 12% merupakan pasien yang berusia antara 20 dan 44 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa meski termasuk dalam golongan muda, tidak berarti bisa aman dari keparahan yang ditimbulkan COVID-19.


Perilaku hidup bersih dan sehat secara individu juga perlu dibarengi dengan kewaspadaan terhadap kebersihan lingkungan. Salah satu di antaranya adalah kebersihan udara yang masuk ke dalam tubuh. Tim epidemiologi dari Harvard University mengatakan bahwa risiko kematian COVID-19 memiliki hubungan dengan paparan terhadap polusi udara. Hal ini karena terpaparnya polusi udara dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang cukup lama dapat merusak sistem pernapasan dan jantung seseorang, sehingga dapat lebih rentan untuk terkena virus. Wah, kebersihan udara ternyata begitu penting, ya.


Oleh karenanya, terlepas dari apapun kondisi kesehatan dan umurnya, setiap orang harus tetap waspada terhadap Coronavirus ini. Karena dengan COVID-19 pun, seseorang bisa saja hanya memiliki gejala ringan, atau bahkan tidak ada gejala sama sekali.


Lakukan Ini

Lalu, apa yang bisa Anda lakukan untuk tetap waspada? Yakni dengan menaati dan disiplin melakukan physical distancing (pembatasan jarak minimal 1 meter dengan orang lain), rutin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker ketika berada di luar rumah, dan menerapkan etika batuk. Hal ini selain untuk melindungi diri Anda, juga untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi kepada orang lain.


Tetap jaga kesehatan Anda dan keluarga di rumah juga ya, yakni dengan menerapkan menjaga pola makan seimbang dan aktivitas fisik.

Leave a Comment