HiBerita.com, Siklus haid atau menstruasi dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama periode berikutnya. Umumnya, siklus haid adalah 28 hari. Namun, ini bisa berbeda-beda pada setiap perempuan.
Setiap bulannya, haid bisa datang secara teratur dengan durasi yang sama, tapi kadang siklusnya bisa terganggu. Nah, haid tidak teratur ini yang bikin khawatir, apalagi kalau sedang merencanakan kehamilan.
Daripada asal-asalan minum obat tanpa resep dokter atau ramuan yang tidak jelas, lebih baik coba pelancar haid alami ini. Catat, ya!
1. Konsumsi jahe
Jahe banyak dimanfaatkan sebagai pelancar haid. Namun, walaupun belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan cara kerjanya, tapi beberapa penelitian menemukan potensi manfaatnya terkait dengan menstruasi. Ada studi dalam jurnal "Phytotherapy Research" tahun 2014 menemukan, pemberian suplemen jahe pada 92 perempuan yang mengalami haid dengan perdarahan berat dapat mengurangi perdarahan tersebut. Namun, ini merupakan studi berskala kecil dan hanya meneliti perempuan usia SMA. Ada juga studi dalam jurnal "Pain Medicine" tahun 2015 yang menemukan bahwa mengonsumsi 750-2.000 mg bubuk jahe pada 3-4 hari pertama haid dapat secara efektif mengurangi nyeri saat haid. Selain itu, terdapat juga studi dalam "International Scholarly Research Notices" tahun 2014 yang menyebut bahwa mengonsumsi jahe 7 hari sebelum datang bulan dapat meredakan gejala sindrom pramenstruasi (PMS) yang berhubungan dengan suasana hati, fisik, dan perilaku.
2. Tambahkan kayu manis
Menurut sebuah studi dalam "Journal of Obstetrics and Gynaecology Research" tahun 2014, kayu manis dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan merupakan pilihan pengobatan efektif untuk perempuan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Sayangnya, penelitian ini berskala kecil, sehingga butuh penelitian lebih lanjut.
3. Campur kunyit juga bisa!
Selain untuk bumbu dapur, kunyit juga adalah obat rumahan populer yang bisa membantu mengatasi beberapa kondisi kesehatan, termasuk haid yang tidak lancar. Sayangnya, efek ini belum benar-benar dibuktikan dalam penelitian, walau banyak yang mengaku merasakan manfaatnya. Manfaat utama dari kunyit yang ditemukan oleh peneliti adalah kemampuannya untuk meredakan inflamasi. Penelitian menunjukkan bahwa curcumin, bahan aktif dalam kunyit, punya efek antiinflamasi.
4. Cek berat badan kamu
Perubahan berat badan bisa memengaruhi siklus haid kamu. Kalau kamu kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkannya bisa membantu siklus haid kembali normal. Namun, di sisi lain penurunan berat badan yang ekstrem atau terlalu kurus juga bisa berdampak pada haid yang tidak teratur. Makanya, kamu dianjurkan untuk menjaga berat badan ideal. Perempuan yang punya berat badan berlebih lebih mungkin mengalami gangguan siklus haid, perdarahan lebih banyak, dan lebih merasakan nyeri ketimbang perempuan yang berat badannya ideal. Ini merupakan dampak dari sel lemak terhadap hormon dan insulin.
5. Meditasi
Kondisi stres berkaitan dengan haid yang tidak lancar.
Nah, mencari cara untuk meredakan stres bisa membantu haid kamu kembali normal. Salah satu caranya adalah dengan meditasi. coba langkah-langkah ini:
-Cari tempat yang tenang untuk duduk
-Punggung tegak, lengan relaks, dan letakkan tangan di atas lutut
-Tarik napas dalam, lalu embuskan
-Fokus pada suara napas kamu
-Dengarkan suara-suara di sekitarmu
-Sadari pikiran-pikiran yang muncul, lalu biarkan pikiran-pikiran tersebut pergi
Lakukan selama beberapa menit hingga kamu tenang. Kalau sudah terbiasa, kamu bisa tambah durasinya.
6. Olahraga teratur
Efek olahraga ini cukup penting, lho! Selain bisa membantu mendapatkan dan mempertahankan berat badan ideal (yang mana ini memengaruhi siklus haid), olahraga rutin juga sangat direkomendasikan untuk perempuan dengan PCOS (salah satu kondisi yang menyebabkan haid tidak teratur).
7. Penuhi kebutuhan vitamin D
Pastikan untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup agar tubuh memproduksi vitamin D. Kamu juga bisa mendapatkan vitamin tersebut lewat konsumsi ikan berlemak seperti salmon dan tuna, atau produk susu dan sereal yang sudah difortifikasi vitamin D.
Minum suplemen juga bisa, tapi sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.